Saya Dito.....umur 23 tahun baru lulus dari salah satu universitas
ternama di Malang. Dan saya berasal dari keluarga baik-baik. Kejadian
ini dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah sidoarjo. Om
saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu umur 3 dan 5
tahun, serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya
sekitar 27 tahun.
saya sendiri tinggal disurabaya kurang lebih jarak tempat tinggalku
dengan tante adalah 19 Km.......................... Awal kejadiannya
adalah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di rumah
tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan tante saya. Ternyata
penyakit 'gatel' om saya kambuh lagi yaitu sering pergi ke diskotik
bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan tante saya, karena di
sana om saya akan mabuk-mabukan dan terkadang pulangnya bisa pada hari
Minggu malam. Entahlah apa yang dilakukan di sana bersama
teman-temannya. Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di rumah: saya,
Om Pram dan Tante Sis.
"Brak.." suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget,
dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar. Dari dalam kamar
terdengar tante saya berteriak, "Nggak usah pulang sekalian, cepet
ceraikan aku." Dalam hatiku berkata, "Wah ribut lagi." Om Pram langsung
berjalan keluar rumah, menstarter mobil Tarunanya dan pergi entah ke
mana.
Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku mau masuk ke dalam
tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dilimpahkan
kepadaku). Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa
terhadap Tante Sis. Maksudku akibat kecewa sama Om Pram dia langsung
bunuh diri.
Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di
depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari
pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Sis. Kuhampiri dia
dan dengan pelan.
Aku bertanya, "Kenapa Tan? Om kambuh lagi?"
Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak
tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu itu aku
hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis
mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum
berpikiran macam-macam. Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Sis
mengajak Om Pram, berdua saja di rumah, karena anak-anak mereka sedang
pergi menginap di rumah adik Tante Sis. Dan mungkin juga Tante Sis
mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan,
daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas
lutut). Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya
dari pada Tante Sis.
Tiba-tiba Tante Sis berkata, "To, Om kamu kayaknya udah nggak sayang
lagi sama Tante. Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke Surabaya,
ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi."
Ketika Tante Sis berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah
kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira
berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster
yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku
itu.
Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu,
aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya
lebih dekat lagi).
"Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!"
"Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana."
Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan
berkata, "Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok." (tapi
pikiranku sudah mulai macam-macam).
"Tapi Tante denger dia punya pacar di surabaya, malahan Tante kemarin
pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella."
"Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin
itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok."
Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Sis
karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya
kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa
tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki.
Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan
berdiri dari duduknya, "To, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang
ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante
sekarang juga!" Dengan nada marah Tante Sis mengusirku.
Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri
dan meminta maaf, kepada Tante Sis karena kekurangajaranku. Aku
berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. Sambil berjalan aku
berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan
kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan
biologisku kusalurkan lewat tanganku.
Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Sis lagi. Dia
hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah
bercampur sedih menjadi satu). Aku membalikkan badan lagi dan di
pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku
menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik
menatap tanteku. Tante Sis cukup kaget melihat apa yang aku perbuat.
Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang.
"Mau apa kamu To?" tanyanya dengan gugup bercampur kaget.
"Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar
barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan
memuaskan Tante". Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia
meronta-ronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 182 cm
dan beratku 75 kg, sedangkan Tante Sis memiliki tinggi tubuh sekitar
165 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang,
lalu menindihnya.
"Lepasin Tante, Dito," suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak
peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas. Ternyata Tante
Sis tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit
kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian
atas hingga payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku
langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan
tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati
seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.
Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi
pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan
celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya
yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Sis sudah mulai terangsang
walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).
kemaluanku telah berdiri tegak dan kokoh nafsu telah menyelimuti semua
kesadaranku bahwa yang kugeluti ini adalah isteri pamanku
sendiri....yaitu tanteku....
Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang TANTEKU........... ,
Aku agak kesulitan menemukan celah kewanitaan tanteku,kadang kemaluanku
meleset keatas dan bahkan kadang meleset kearah lubang anus tanteku .
ini disebabkan tanteku bergerak kesana kemari berusaha menghindar dan
menghalangi kemaluanku yang sudah siap tempur
ini............................................
"To, jangan To, aku Tantemu tolong lepasin To, ampun, Tante minta
ampun". Aku sudah tidak peduli lagi Rengekannya. .......usahaku kepalang
tanggung dan harus berhasil......karena gagalpun mungkin akibatnya akan
sama
bahkan mungkin lebih fatal akibatnya.......
Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang
keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.
"Auuhh, sakit To, aduh.. Tante minta ampun.. tolong To jangan lakukan
.....lepasin Tante To.." Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan,
tetapi senjataku sudah di dalam, "Maaf Tante, saya sudah tidak tahan
dan punyaku sudah terlanjur masuk nih.....," bisikku ke telinganya.
Tante Sis hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.
Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun,
........tanteku menggelinjang hebat.....seakan akan masih ada sedikit
pemberontakan dalam dirinya....
ssshhhhhhhhh....tanteku hanya mendesis lirih sambil menolehkan kepalanya
kekiri dan kekanan tak mau menatap wajahku.......kemudian Dia hanya
diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar. Kucium keningnya
dan bibirnya, sambil membisikkan, "Tante, Tante masih cantik dan tetap
mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi,
biar Dito yang menyayangi Tante." Tante Sis hanya diam saja, dan
kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.
kemaluanku kudorong perlahan ...seakan ingin menikmati kenyamanan ini dengan waktu yang lama........
cllkk....clllkkkk.cclkkkk bunyi badanku beradu dengan badan
tanteku.......seirama keluar masuknya kemaluanku kedalam liang
senggamanya yangbetul betul enak......
...
Kira-kira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah
dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat mungkin
tanteku sedang orgasme...........................................
...............
kudiamkan sejenak .....kubiarkan tanteku menikmati
orgasmenya.........kubenamkan lebih dalam kemaluanku ,sambil memeluk
erat tubuhnya iapun membalasnya erat.....kurasakan tubuh tanteku
bergetar....
kenikmatan yang dahsyat telah didapatkannya.......
kubalik badan tanteku dan sekarang dia dalam posisi
diatas......kemaluanku masih terbenam dalam kewanitaan tanteku......tapi
dia hanya diam saja sambil merebahkan tubuhnya diatas tubuhku,....lalu
kuangkat pinggul tanteku perlahan.....dan menurunkannya lagi....kuangkat
lagi......dan kuturunkan lagi.......kemaluanku yang berdiri tegak
menyodok deras keatas ...kelubang nikmatnya......
ahirnya tanpa kubantu ....tanteku menggoyangkan sendiri pantatnya naik turun.....
oooooooccchhhhhhhh.......aku yang blingsatan kenikmatan...
rupanya tanteku mahir dengan goyangannya diposisi atas....
kenikmatan maximum kudapatkan dalam posisi ini....
rupanya tanteku mengetahui keadaan ini ...ia tambah menggoyang goyangkan
pantatnya meliuk liuk persis pantat Anisa bahar penyanyi dangdut dengan
goyang patah patahnya.......
oooooochhhhhh,............sshhh......kali ini aku yang mirip orang kepedasan
aku mengangkat kepalaku...kuhisap puting susu tanteku.....
ia mengerang........goyangannya tambah dipercepat....
dan 5 menit berjalan .......tanteku bergetar lagi......ia telah mendapatkan orgasmenya yang kedua......
pundakku dicengkeramnya erat......
ssshhhhhhh.........bibir bawahnya digigit...sambil kepalanya menengadah keatas.....
"to....bangsat kamu.......tante kok bisa jadi gini.....ssssshhhh
....tante udah 2 kali kluarrrrrrrr...".....
aku hanya tersenyum.....
"tulangku rasa lepas semua to...."
aku kembali tersenyum...
"tante gak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu.."
kubalik kembali badan tanteku dengan posisi konvensional..
kugenjot dengan deras kewanitaannya.....
oooohhh oohhh....ssshhhhh
tanteku kembali menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula mengimbangi genjotanku..............
aku pun sudah kepengen nyampe.......
dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang senggamanya.
ssshhhhhh......aaachhhhhhh....................
spermaku tumpah dengan derasnya kedalam liang senggama tanteku........
mata tanteku sayu menatapku klimaks.........
permainan panjang yang sangat melelahkan......yang diawali dengan
pemaksaan dan perkosaaan yang ahirnya berkesudahan dengan kenikmatan
puncak yang sama sama diraih.......
kulihat terpancar kepuasaan yang amat sangat diwajah tanteku.......................
"kamu harus menjaga rahasia ini to....."
aku hanya mengangguk....
dan sekarang tanteku tak perduli lagi kalau om ku mau pulang atau tidak.......
karena kalau om ku keluar malam maka tanteku akan menghubungiku via HP untuk segera kerumahnya......
tamat.........
anak ku jadi suami selama seminggu
Sudah seminggu Sandi menjadi suamiku. Dan jujur saja aku sangat
menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandi benar-benar
pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu
disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan
jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.
Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang
payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah
saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau
melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau
akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.
Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang
paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandi
meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah.
Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di
depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika
ingin berangkat mengajar kesekolah.
Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak
sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi padaku.
Masuk.. Nggak dikunci, panggilku dengan suara halus.
Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.
Malam ibu... Sudah siap..? Godanya sambil medekatiku.
Sudah sayang... Jawabku sambil berdiri.
Tapi Sandi menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil
menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara
yang halus.
Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?
Memangnya lewat mana..? Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.
Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandi berucap.
Dari sini bu.. Bisiknya.
Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak
terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam.
Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan
guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang
menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.
Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya
pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan mengelus
pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku
satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa
melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.
Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang, Bisiknya
ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini.
Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera menempelkan bibir
hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam
dan segera menyambut sapuan lidah Sandi dan menyedotnya dengan keras
air liur Sandi, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh
getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan
membaringkannya ditengah ranjang.
Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa
melihat BH hitam yang transparan dengan push up bra style. Sehingga
memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih
sepertiganya. Untuk lebih membuat Sandi lebih panas, aku lalu
mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra,
sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku,
karena saat itu aku mengenakan celana mini high cut style.
Sandi tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan
menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya.
Sementara tangan kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah
kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra
yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku.
Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus
dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman sandi
dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.
Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.
Saan... Saann... Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..
Sandi lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka
kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan
ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua buah gunung kembarku yang masih
kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang
indah. Lalu Sandi menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah
kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula
merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke
atas. Sandi mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan
ditariknya dengan gigi.
Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya
melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah
dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Sandi
menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan
menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan
nikmat yang penuh menentang segar ke atas. Lalu Sandi merabanya ke arah
vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia
langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung
membuangnya sampai jatuh ke karpet.
Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan
rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus
terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan
mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi semakin tajam dan hebat sehingga
aku meracau.
Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.
Sandi segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera
menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam
lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan
dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah. Aku
menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin
mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya.
Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang
kepala Sandi dan menekannya kebawah sambil mengerang.
Ssaann.. Aarghh..
Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan
orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandi
yang mancung.
Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann.. Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.
Sandi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan
oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya
dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi dalam
rongga mulutku yang indah. Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun
mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku
yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku
yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa
kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu
yang kurasakan.
Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi mulai menyentuh dan
membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Sandi
yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan
kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya. Kumasukkan lidahku ke
dalam lubang telinga Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya.
Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandi yang
berambut, Kubelai dada Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku
memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan
yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, sandipun
mengerang dan mendesah.
Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil
tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi ditekan
kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandi
sampai akhirnya kekemaluan Sandi yang sudah membesar dan mengeras.
Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandi yang
menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit sandi yang
putih kepalanya pun telah berbening air birahi.
Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar
dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan penuh
gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air
seninya sehingga membuat Sandi memutar kepalanya kekiri dan kekanan,
mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada
tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.
Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya, Sandi mengerang.
Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu
ke arah Sandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang
kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku
memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat,
sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut.
Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat
dengan penuh nafsu birahi.
Sadar akan keadaan Sandi yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan
akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi
deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Sandi dan segera
kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya. Dan
kumasukkan kontol Sandi yang keras dan menengang ke dalam relung
nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan
memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah
sampai kecepatan maksimal.
Sandi berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan
gesekan kontol sandi yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga
menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Sandipun tak
tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan
dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya.
Dan akhirnya kami berdua berteriak.
Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan
Ibu pandai... Ibu liaarr... Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr .
Lalu Sandi memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan
dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya
bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya
kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa
kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah
Sandi yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin
mendesak seakan mau meledak.
Buu... Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!
Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..
Akhirnya... Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Sandi
jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun
mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan. Segera kusambar bibir
sandi, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga
mulut Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama mengejang, basah badan Sandi
dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil
menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat
yang selama ini kurindukan.
Lalu Sandi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.
Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya.. Bisiknya lembut.
Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur
aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja
dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar