Sebut saja namaku Rini, saat kutulis cerita ini aku berusia 25 tahun dan
kejadian itu telah 4 tahun yang lalu, aku mempunyai kakak kembar
laki-laki, sebut saja namanya Tanto dan Yanto dan ayahku adalah salah
satu staff kedutaan di Belanda.
Di rumahku aku tinggal hanya berempat, aku, dua kakak kembarku dan Mbok
Ijah yang sudah ikut keluargaku semenjak usianya 12 tahun dan pada saat
itu usiaku 9 tahun, kakak-kakakku berusia 11 tahun. Dan kedua orang
tuaku sedang tidak pulang ke Indonesia.
Kejadian itu saat aku berusia 21 tahun dan kakak-kakakku Tanto dan Yanto
berusia 23 tahun. Saat itu tanggal 12 Oktober 1996, aku pulang kuliah
dan melihat kakak-kakakku nonton film BF bersama Mbok Ijah, Tanto di
kanan dan Yanto di kiri. Aku tidak tahu apa yang mereka perbuat,
perlahan-lahan aku ingin melihat apa yang mereka lakukan, aku keluar
rumah lagi dan masuk melalui jendela kamar Mbok Ijah, yang kebetulan
tidak dikunci.
Aku masuk perlahan-lahan, dan aku menuju ruang tengah di mana kedua
kakakku dan Mbok Ijah. Astaga! aku melihat Mbok Ijah sedang dipegangi
oleh kedua kakakku, dengan mulut terkatup hampir berteriak, kulihat Mbok
Ijah mengerang-erang seperti orang berlari 100 km. Hampir saja aku
ketahuan oleh kedua kakakku.
Tangan kanan Kak Tanto memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kirinya
masuk ke dalam lubang kemaluan Mbok Ijah, begitu pula dengan Kak Yanto,
tangan kirinya memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kanannya juga
masuk ke dalam liang kemaluan Mbok Ijah. Terlihat dua tangan yang masuk
ke dalam liang kewanitaan Mbok Ijah dipercepat oleh kedua kakakku.
"Den.. Den sudah, Mboo..ok sudah nggak kuat.. udah Aden.. Aden berdua."
"Terus Mbok, kan belum main yang lebih enak seperti film itu", kata Kak Tanto bersemangat.
Mbok Ijah sudah terlihat lemas dan diangkat ke atas, sedangkan di bawah
Kak Tanto dan Kak Yanto membelakangi pantat Mbok Ijah. "Astaga, apa yang
diperbuat oleh kedua kakakku itu", kataku dalam hati.
Ternyata kemaluan Kak Tanto besar juga dan kemaluan Kak Yanto begitu pula.
"Ayo, To kamu memek dan saya dubur", kata Kak Yanto.
"Iya, kamu kan kemarin udah di memek sekarang di dubur, yah" kata Kak Tanto.
"Okelah, ayo To mulai", mereka berdua menekan Mbok Ijah yang sudah
lemas, Kak Yanto menekan dari atas dan Kak Tanto menekan dari bawah.
"Heck.. heck", bunyi suara Mbok Ijah yang sedikit sesak nafas.
"Ayo, To percepat dong."
"Gampang Yan sebentar lagi nih."
Tiba-tiba kakakku, Tanto melihat rambutku yang sedikit ketahuan dibalik
tembok. "Siapa, siapa di situ?" tanya Kak Tanto sambil berteriak dan
melepaskan permainannya dengan Mbok Ijah, begitu juga dengan Kak Yanto
yang sudah sejak tadi menarik batang kemaluannya dari dubur Mbok Ijah.
Mbok Ijah dibaringkan di sofa dengan tubuh telanjang bulat dan mereka
berdua menghampiriku yang ketakutan tidak bisa lari lagi.
"Ooo, jadi kamu dari tadi ngintip kakak berdua main dengan Mbok Ijah", kata Kak Yanto.
"Kamu harus diberi hukuman telah ngintip-ngintip kita berdua", kata Kak Tanto.
Setelah berbicara seperti itu tanganku dipegang oleh Kak Tanto dan Kak
Yanto di bawa ke kamar mereka berdua. Dalam kamar mereka, aku diminta
berdiri di depan pintu kamar mereka.
"Berdiri kamu di situ", Kak Tanto meminta sambil menghardikku.
"Buka baju kamu dan celana blue jeans kamu, cepat.." Kak Yanto menimpali.
"Jangan.. jangan Kak, Saya kan adik kakak berdua.."
"Mau dibuka sendiri, atau kita berdua yang membuka", kata Kak Tanto sambil menghampiriku.
"I..ya, saya buka sendiri", kataku ketakutan.
Perlahan-lahan aku membuka bajuku dan celana blue jeans-ku, dan Kak
Tanto mengunci pintu kamar serta Kak Yanto menyetel lagu House Music
dengan voleme tinggi.
"Ayo, nari sambil sedikit-dikit dibuka BH dan CD kamu", Kak Yanto memintaku sambil memegang penggaris besi miliknya.
"I..ya, i..ya, tapi jangan dipukul", kataku.
Aku menari perlahan-lahan mengikuti irama House Music dan perlahan-lahan
kubuka BH-ku dan CD-ku. Setelah selesai kubuka semua, aku diminta
berhenti untuk menari. Aku diseret ke atas tempat tidurnya dan aku
disuruh telentang dengan kaki terbuka. Kak Tanto mulai menciumi
payudaraku yang memang cukup besar dengan ukuran 32 dan Kak Yanto mulai
menjilati perutku sampai pusar dan mengarah ke kemaluanku.
"Jangan.. jangan.. jangan Kak.." Teriakanku dikalahkan dengan bunyi House Music yang keras.
"Udah, jangan macam-macam kamu", Hardik Kak Yanto.
Kak Tanto terus memainkan payudaraku dan menarik-narik dengan bibirnya,
sementara Kak Yanto telah menjilati bibir-bibir kemaluanku. Aku
merasakan betapa gelinya dan terangsangnya diriku, kutahan perasaan itu
hingga aku hanya bisa menggeliat-geliat sembari menutup mataku dan
terasa air mataku menetes. Tanpa kusadari Kak Yanto dan Kak Tanto telah
bermain di liang kewanitaanku, mereka berdua bergantian menjilatinya.
Kak Tanto berada di atasku dengan kemaluannya menuju wajahku dan Kak
Yanto berdiri tegak dan terasa kemaluannya menyentuh gerbang
kewanitaanku.
"Buka mulut.." pinta Kak Tanto, tanpa disadari aku mengikuti perintahnya
dan tiba-tiba aku didorong oleh kemaluan kakakku dari mulut dan liang
kewanitaanku. Terasa kemaluan Kak Tanto sampai pada pangkal
tenggorokanku dan kemaluan Kak Yanto mulai masuk ke dalam kemaluanku.
"Hm.. hm.. hm.." hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan. Terasa mau
muntah dan pedih serta perih sekali liang kewanitaanku. Setelah sekali
tekan mereka tukar posisi, giliran Kak Yanto yang berada di atas
kepalaku dan Kak Tanto berada di bawahku. Mereka mengulanginya lagi
seperti hentakan pertama.
Setelah mereka melakukan dua kali hentakan berselang seling, Kak Tanto
tiduran di sampingku dan Kak Yanto tetap berdiri. Tubuhku dimiringkan
dan mereka mulai lagi dengan liang kewanitaanku. Liang kewanitaanku
dimasuki oleh batang kejantanan Kak Tanto dari depan dan batang
kejantanan Kak Yanto dari belakang. "Creek.. creek.." bunyi kemaluan
kedua kakakku masuk ke dalam liang kewanitaanku dan saat itu aku
merasakan adanya sesuatu yang robek dan perih serta pedih sekali, hingga
aku tidak dapat lagi mengeluarkan suara.
Setelah kemaluan kakak-kakakku masuk, mereka bergerak cepat sekali.
"Ugh.. ugh.. ugh.. ayoo.. terus", dan setelah sekitar 10 menit lamanya
aku hanya merasakan adanya cairan yang banyak menyemprot ke dalam liang
kewanitaanku. Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan aku pingsan
seketika.
Setelah aku sadar, aku tidur dengan Mbok Ijah yang telah diberi obat
tidur oleh kakak-kakakku. Aku melihat kemaluanku menancap sejenis mainan
seperti kemaluan kakakku satu ujung masuk ke kemaluan Mbok Ijah dan
satu ujungnya masuk ke dalam kemaluanku. Perlahan-lahan kulepaskan
barang itu dan aku turun dari tempat tidurku berjalan gontai menuju
ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah aku dicemooh oleh
kakak-kakakku berdua.
"Wah, To adik kita lesbian", kata Kak Yanto.
"Iyah, laporin aja sama ayah, biar kapok.." kata Kak Tanto.
"Jangan.. jangan dilaporin Kak", kataku mengiba.
"Oke, kalau kamu nggak mau dilaporin.. Kamu kan sudah diphoto oleh kita
berdua", sambil menunjukan kamera Kak Yanto dan Kak Tanto mengancamku.
"Kamu harus melayani kita berdua setiap jam dan dalam waktu satu minggu
ini, dan kamu haruslah libur kuliah", kata Kak Tanto, "Bila aku tidak
mau diceritakan tentang tidurku bersama dengan Mbok Ijah."
"I..ya, I..yah tapi pake pengaman yah, Rini nggak mau hamil", kataku memelas.
"Oke, mau pake pengaman kek, nggak kek, pokoknya loe harus ngelayani kita berdua", kata Kak Yanto.
Terpaksa pada saat itu hingga seminggu aku bolos kuliah dan aku melayani
kedua kakakku yang sudah tidak ingat lagi bahwa aku ini adik
kandungnya. Dan setelah seminggu aku diberi photo serta klisenya waktu
aku tidur dengan Mbok Ijah dengan pose lesbian. Kutanyakan kepada Mbok
Ijah kenapa mau seperti itu, ternyata ia dipaksa untuk meminum sirup
buatan Kak Tanto sehingga menjadi lemas dan tertidur. Dan mereka masih
sempat memperlihatkan photo mereka berdua bermain dengan adik
kandungnya, dengan pose-pose yang heboh dan saat itu pula aku pingsan.
Itulah pembaca yang baik, pengalamanku yang tidak baik dan tidak terlupakan.
TAMAT..........
PRAMUNIAGA DARI KOTA....
Cerita seks ini terjadi beberapa waktu lalu, sungguh pengalaman seks
yang luar biasa bagi saya pribadi, karena cerita seks dalam kisah seks
yang saya lakukan terjadi disebuah pesawat terbang yang sedang melayang,
namanya saja pramugari tentu saja kerjanya di udara mulu dan seks yang
dilakukan pun juga di udara, hahah. Namun benar, pengalaman seks yang
satu ini memang luar biasa, sensasi yang kudapatkan pun juga sangat luar
biasa, begini cerita selengkapnya, waktu itu aku sedang dalam sebuah
perjalanan menuju US atau amerika untuk keperluan bisnis.
Mungkin ini keberuntungan ku kali ya, karena aku dilahirkan menjadi anak
orang kaya dan mengurusi bisnis yang diluar negri sehingga aku sering
pergi ke luar negri untuk tujuan bisni, saat itu aku dudu di sebuah
kursi bisnis, tak lama setelah aku merasa bosan terbang, karena waktunya
sangat lama kudengar suar merdu di telingaku..
” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata
seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you
from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name
tag di dadanya.
Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see
whether you need anything, because you have been looking out for quiet a
long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ”
todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok
Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku
Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami
ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.
Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya
dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol
sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan
sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan
di galley (dapur) mereka.
” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya
pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam…
dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua,
tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class.
Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya…
gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku
oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”
Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti
tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih
sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?”
tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget.
Dia ga fun dan old fashion… ”
Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno,
yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya
memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini…
hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga
tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya
menerawang.
” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi…
bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik
seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena
dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi.
Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya
dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku
mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.
Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling
kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah
terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia
memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah
toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa.
Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet
ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.
Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan
tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa
berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu
seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium
bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh
gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap
dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan.
Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas,
dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan
bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat
seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.
Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi
lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan
tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas,
aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang
mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau
aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena
siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia
mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku
sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer
kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan
kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu
kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti
cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah
sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba
putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang
benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.
Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan.
Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari
telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku
meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku
melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya,
semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg
mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti
menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh…
uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan
klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit
kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub
dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan
menjilatinya sendiri dengan nikmat.
Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot
boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang
belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan
sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar.
Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu
dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas
pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh
gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya
dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari
itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga
sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.
Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia
tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong
kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya.
Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel ******.. ”
Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di
lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa
mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila…
mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang.
Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru
BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin.
kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata
Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya
semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah
tangannku.
” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again…
Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai
ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari
mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap
westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia
tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung
kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku
bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak
terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat,
tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.
Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan
kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara
tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your
bitch… fu*k me real hard… please… ”
Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya
dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin
terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama
semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap
klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku,
dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku
semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau
orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan
tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh
yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.
“Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu…
tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku
dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan
dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ”
ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan
nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak
peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku
dengan gerakan makin pelan.
Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut
dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku
bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara
manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan.
Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!
Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu
memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan
mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia
sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan
wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak
bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.
Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.
” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya,
mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku
tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit
pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.
Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami
ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa
orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2
kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke
first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami
have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami
masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia
tinggal.
Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar